Kamis, 29 April 2010

Saat Langit Memerah


Di perjalanan setelah beraktifitas,tampak langit memerah.. sangat merah
Mengingatkan kepada kewajiban yang harus ditunaikan..
Ku hentikan kendaraan, langkah kaki menuju sebuah surau kecil di Lenteng Agung dekat sebuah pasar

Tampak saudara2 ku yang belum ku kenal sedang bersiap..
Kami melakukan ibadah dengan hikmat walau jemaah sejumlah jari...

Selesai beribadah, tampak seorang bapak sedang merenggangkan tubuhnya di sudut surau..
Kuhampiri beliau, ku beri salam, dan kami berbincang sejenak... Sang bapak ternyata seorang pedagang es keliling, yang gerobaknya sejak tadi kupandangi..

kutanya ke sang bapak: "bapak tidak pulang?"
bapak menjawab: "sedikit lagi dagangan saya habis.."

Kulihat isi gerobak tersebut yang berisi es yang seperempat penuh.. dan sang bapak pun tersenyum..
Karena kasihan, saya beli es tersebut satu gelas, dan perbincangan berlanjut..

"Malam telah tiba, tidak rindu bermain dengan anak dan istri?" kutanya..
"Rasa rinduku ke pada anak dan Istri tidak sedalam cintaku terhadap Allah,
dan Allah memerintahkan ku untuk memberi nafkan kepada anak istri ku, maka ku lakukan" jawab sang bapak....

Es di ujung bibir ku tidak jadi membasahi tenggorokan ku dan aku terdiam sejenak...
Di benak saya, keikhlasannya mencintai Allah, telah memberikan kekuatan untuk mencintai anak dan istrinya.. Sang bapak mencintai anak dan istrinya hanya karena Allah semata..

Sambil membawa beberapa bungkus es, kulanjutkan perjalanan..
Teringat ku pada ucapan sang bapak membuatku malu akan diri ku..
Terima kasih ku kepada Allah karena mempertemukan ku dengan sang bapak...
Terima kasih kepada sang bapak yang mengingatkan ku kepada kodratku sebagai ciptaan Allah...

Ku dapatkan ilmu yang berharga di senja hari saat langit merah...
Semoga sang bapak mendapatkan berkah dari Allah sepanjang dunia dan akhirat...

Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar